Minggu, 29 November 2009
Tukang Becak
Setelah selesai mengantar anak anak tersebut biasanya Sakio mangkal di Daerah Pasar Jongke.Kalau saja ada penumpang yang ingin memakai jasanya.Semanagatnya tak pernah padam.Pria yang bertempat tinggal di Mutihan RT 02/RW 07 ini memiliki 2 orang anak laki laki.Anak yang pertama sudah tamat STM dan tidak melanjutkan sekolahnya lagi.Sedangkan anak yang ke2 masih bersekolah di SMA Pancasila.
Pak Sakio memilih bekerja menjadi tukang becak karena ia sudah senang dengan pekerjaan itu .Selain menjadi tukang becak. ia juga menjadi tukang pijat.Biasanya orang orang dari kampungnya yang memakai jasa pijat nya .Semalam memijat ia dapat mendapatkan 30 ribu.Tetapi itu tidak pasti ada orang yang memakai jasanya.Kalau menjadi tukang becak ia sudah memiliki pelanggan tetap yang setia dengannya.
Sakio memiliki keinginan yaitu mejadi seorang terapis pijat.Karena menurutnya masih jarang orang yang memiliki kemampuan sepertinya.ia ingin membuka sebuah tempat terapi.Tetapi keinginannya tersebut masih belum dapat direlisasikan karena dana yang menghambat keinginanya tersebut.
Ia bangga dengan pekerjaannya ini,Karena dengan menjadi tukang becak dan pemijat ,ia bisa menafkahi anak dan istrinya.Serta menyekolahkan anaknya walaupun hingga bangku STM saja.waktu yang paling ia senangi jika sudah malam lalu bisa pulang dan bisa berkumpul dengan keluarga serta anak anaknya.Pak Sakio tidak pernah mengeluh dan ia pmemiliki pribadi yang sanagt menyenangkan serta senang humor.Mungkin itu yang membuatnya akrab dengan semua orang di sekitarnya.
Pedagang Buah di Pasar Jongke
Pak Kandaris memiliki 3 orang anak.Anak yang pertama bekerja di sebuah perusahaan Canon di Jepang.Anak yang kedua menjadi dokter di akranganyar,sedangkan anak yang ketiga ,masih kuliah di Semarang.Pak Kandaris memang hanya seorang pedagang buah di pasar tetapi cita citanya untuk mrnyekolahkan anaknya pun sangat tinggi.Buktinya sekarang 2 anaknya sudah bekerja dan sukses di pekerjaannya.
Pekerjaan ini sudah lama digelutinya.Sudah 19 tahun Pak Kandaris berjualan buah.Anak Anaknya dapat sekolah sampai perguruan tinggi karena kerja keras pak Kandaris dan istrinya.Pak Kandaris tidak meninggalkan pekerjaan ini walaupun sekarang 2 anaknya sudah bekerja ,Karena dia sudah mencintai pekerjaan ini,Ia senag mengisi hari tua nya dengan berdagang di pasar bersama istrinya.
Pak Kandaris dan istrinya tak menginginkan pekerjaan yang lain.Karena menurut mereka berdagang ini sudah menjadi hoki mereka,dari sini lah mereka mendapatkan uang.Mereka bangga sekai menjadi pedagang buah,dan bercita cita ingin membuka kios lagi di Pasar Gede dalam waktu dekat ini.
Menurutnya pekerjaan ini susah susah gampang.Jika sedang rame misalnya pada saat hari besar penghasilannya bisa naik.Jika sedang sepi ia harus terus bersabar dan tetap berjualan.Kadang persaingan antar penjual juga sulit karena pemasok buah yang ada di Jongke hanya beberapa orang sehingga harus cepat dan berani memankan harga jika tidak mau rugi.
Keinginan Pak Kandaris yang belum terwujud saat ini yaitu membuka kios lagi.dan menyekolahkan anak terakhirnya sampai sarjana.
Sabtu, 21 November 2009
Semangat Pak Tani
Pak Hadi seorang pria berusia setengah abad yang berprofesi sebagai petani itu .Kulitnya hitam akibat terkena sengatan sinar matahari dari pagi hingga siang hari.Tubuhnya sangat kurus .Ia selalu ditemani cangkul yang ada di pundaknya .Panasnya matahari membuatnya patah semangat .Ia terus mengerjakan sawahnya tanpa lelah.Sawahnya cukup luas letaknya ada di daerah Gentan.Tak jauh dari tempat tinggal saya.
Siang itu Pak Hadi memakai baju putih yang sudah kusam.Dia memakai celana pendek berwarna biru tua.Rambutnya sudah beruban. Di usia nya yang setengah abad Pak Hadi masih giat bekerjadan masih sanggup mengerjakan sawah nya sendiri .Seperti sewaktu muda dahulu.
Burung burung beterbangan dan menyanyi dengan indahnya .Menemani setiap langkah Pak Hadi .Angin bertiup sepoi sepoi ,memberikan kesejukan .Badan Pak Hadi sudah terbasahi oleh keringat .Semangatnya tak pernah padam.
Beberapa menit kemudian seorang gadis kecil,berusia belasan tahun menghampirinya,seopertinya itu anak Pak Hadi.Gadis itu membawakan makanan untuk pak Hadi.Pak Hadi sangat gembira melihat kedatangan anaknya tersebut.
Setelah itu Pak Hadi beristirahat dan memakan bekal yang dibawakan anaknya tersebut.Dari raut mukanya bias ditebak bahwa Pak Hadi adalah pribadi yang tabah dan sabar dalam segala hal.
Wajahnya sejuk dan selalu tersenyum.Ia senang menyapa warga sekitar persawahan.Banyk warga yang simpatik terhadap perkerjaan pak hadi tersebut.Walaupun hanya petani tapi ia tak pernah purtus asa .
Semoga masih banyak orang yang seperti Pak Hadi semangatnya tak pernah redup.Menyadarkan kita sebagai sebagai generasi muda agar dapat memajukan asset bangsa.
Jumat, 20 November 2009
Hik Pak Mul Gaul
Seorang pria bertubuh tambun ,berkumis tebal dan tingginya sekitar 165 cm bernama Pak mul ,atau kerap disapa Pak Gaul.Rambutnya ikal ,kulitnya sawo matang dan usia nya sekitar 40an tahum badanya masih segar dan sehat .Pak Gaul tak pernah lelah bekerja.Semangatnya memang patut ditiru oleh generasi muda.Warungnya dinamakan Hik Gaul .
Pak gaul duikelilingi cangkir,gelas,piring,kompor,dan makanan khas hidangan hik.Tak ketinggalan juga serbet yang selalu tak lepas dari bahunya, Gerobaknya dicat warna coklat .Seukuran hik gerobak yang dipakai pak
Hik yang letaknya di Karanganyar -Tw km 9 itu selaalu dipenuhi oleh para pengunjung setiannya yang kebanyakan dari mereka tinggal di Solo.
Pak Mul memiliki pribadi yang menyenangkan.Dia sangat humoris.Biasanya disela selsa kesibukannya ,ia masih bisa tersenyumdan menyapa para pelanggannya.KAdang kala dia senang berpantun.
Ia biasanya berceloteh dengan kata kata yang khas dan lucu,seperti "KONGSER" yang artinya bokong digeser maksudnya pak
Apabila setelah pelanggan pu;lang dan selesai membayar.Pak Gaul tak lupa berceloteh "PALUR KEBAK KRAMAT" yang maksudnya kondur dengan selamat bila diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu pulang dengan selamat .Pak Gaul tak henti hentinya beceloteh walaupun ia sibuk. Mungkin itulah sebabnya para pelanggan datang jauh jauh dari Solo hanya untuk meminum secangkir jahe dan nongkrong,ditemani celotehan lucu Pak Gaul.